Harga emas rebound pada hari Rabu setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah.
TOTOGEL, Jakarta Harga emas rebound pada hari Rabu setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah. Sementara itu, sentimen lain yang membuat harga emas naik yaitu pelemahan dolar dan imbal hasil Treasury AS mendorong beberapa tindakan bargain hunter.
Dolar AS melemah 0,2% setelah mencapai level tertinggi dalam enam bulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi acuan AS bertenor 10 tahun juga merayap lebih rendah.
Ada sedikit ketidakpastian mengenai perekonomian global dan seiring dengan ketegangan geopolitik serta ketidakpastian terkait pemilu, ada banyak hal yang mendukung emas,” kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank.
Rekor Harga Emas
Emas mencapai rekor tertinggi USD 2,431.29 pada 12 April, karena kuatnya pembelian oleh bank sentral dan permintaan dari investor ritel Tiongkok. Namun, harga telah turun lebih dari 5% sejak saat itu di tengah meredanya ketegangan di Timur Tengah dan memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga AS lebih awal tahun ini.
“Suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, yang biasanya berdampak negatif bagi emas, namun investor dapat mengesampingkan hal tersebut dan mencari hal-hal yang sebenarnya lebih mendukung emas saat ini,” tambah Gaffney.
Pada hari Rabu, The Fed AS mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada 5,25% hingga 5,5%. Para pedagang baru-baru ini mengurangi spekulasi penurunan suku bunga The Fed tahun ini karena data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan dan inflasi yang tinggi.
Harga Emas Berpotensi Makin Berkilau?
Analis optimistis harga emas berpotensi menguat pada pekan ini. Hal ini berbeda dengan investor ritel yang kurang yakin harga emas naik.
Berdasarkan survei mingguan Kitco, dikutip Senin (29/4/2024), 10 analis turut berpartisipasi. Dari survei itu, tujuh analis atau mewakiliki 70 persen melihat harga emas akan naik pekan ini. Namun, dua analis yang wakili 20 persen melihat harga emas berpotensi sideways. Sedangkan satu analis atau mewakili 10 persen prediksi harga emas akan turun.
Sedangkan 155 investor yang ikuti polling online Kitco menunjukkan 74 pelaku pasar yang mempresentasikan 48 persen melihat harga emas dunia berpotensi naik. Namun, 46 pelaku pasar atau 30 persen prediksi harga emas akan turun. Sedangkan 35 responden atau 22 persen harga emas akan sideways.
Advertisement Mengutip Kitco, sejumlah sentimen yang pengaruhi harga emas pekan ini antara lain keputusan kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada Rabu pekan ini.
Selain itu, laporan nonfarm payrolls pada Jumat pekan ini. Namun, pelaku pasar juga akan memperhatikan laporan keyakinan konsumen AS pada Selasa, kemudian laporan pekerjaan non pertanian ADP, PMI manufaktur ISM, lowongan pekerjaan JOLTS, dan klaim pengangguran pada Kamis pekan ini. Dilanjutkan rilis ISM Services PMI pada Jumat pekan ini.
Analis Senior Barchart.com, Darin Newsom percaya harga emas akan turun pada pekan ini. “Ada risiko di sini, tetapi jika kontrak berjangka pada Juni ditutup lebih tinggi pada Jumat dan Senin, itu akan menjadi tiga hari melawan tren penurunan jangka pendek yang dikonfirmasi dengan pergerakan ke level terendah baru dalam empat hari,” ujar dia.
Ia prediksi, dalam jangka pendek, harga emas di kisaran USD 2.268