— Nilai tukar rupiah melemah ke Rp15.975 per dolar AS atau sebesar 0,09 persen pada perdagangan pasar spot, Senin (23/3) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp15.960 per dolar AS pada perdagangan Jumat (20/3) sore.
Tak hanya rupiah, pagi ini mayoritas mata uang di kawasan Asia juga melemah terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea melemah 2,65 persen, baht Thailand 0,54 persen, ringgit Malaysia 0,52 persen dan dolar Singapura 0,48 persen.
Selanjutnya rupee India juga turut melemah 0,28 persen, lira Turki 0,18 persen diikuti dolar Hong Kong yang melemah tipis 0,01 persen. Di sisi lain, penguatan hanya terjadi pada yen Jepang 0,30 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak melemah terhadap dolar AS. Dolar Australia dan dolar Kanada sama-sama melemah dengan nilai masing-masing sebesar 0,98 persen dan 0,62 persen, diikuti poundsterling Inggris yang melemah 0,29 persen dan euro 0,26 persen terhadap dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai pelemahan rupiah pagi ini masih dipengaruhi oleh minimnya sentimen data makroekonomi akibat penyebaran virus corona (covid-19) secara global dan domestik.
“Minimnya sentimen data makroekonomi domestik maupun global yang memberikan high market impact bagi pasar,” kata Nafan saat dihubungi, Senin (23/3).
Nafan mengatakan minimnya data makroekonomi tersebut telah mempengaruhi keterbatasan pada pergerakan perdagangan valas, sementara pandemi covid-19 juga masih memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar yang mendorong pelemahan rupiah.
Diketahui, Indonesia menempati posisi ketiga kasus virus corona di Asia Tenggara dengan jumlah 514 kasus. Sebanyak 48 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah korban meninggal virus corona di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Lebih lanjut, Nafan berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.550 hingga Rp16.250 per dolar AS pada hari ini.
“Pola bearish pin bar mengindikasikan adanya potensi depresiasi terbatas pada rupiah terhadap dolar AS,” pungkasnya.