— Wabah virus Corona telah menghantam berbagai sektor di Indonesia, salah satunya adalah pariwisata. Wisatawan tak lagi bisa plesiran di Indonesia di tengah berbagai pembatasan sosial untuk menekan penyebaran Corona.
Bali sebagai destinasi wisata favorit turis domestik dan luar negeri pun terhantam habis virus Corona. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menjelaskan, hal itu didasari oleh fakta bahwa pendapatan daerah Bali setengahnya didapatkan dari pariwisata.
“Bahwa COVID-19 ini kalau dilihat paling memang yang paling terdampak adalah Bali. PDB kita itu aja tergantung pariwisata, 50% lebih dari pariwisata,” ujar Tjokorda dalam diskusi online Industry Roundtable Markplus, Jumat (24/4/2020).
Tjokroda menjelaskan lebih dalam bagaimana Corona benar-benar menghajar Bali. Dia menyebutkan bahwa tidak ada masyarakat di Bali yang bisa lepas dari pariwisata, bahkan sektor pertanian saja juga bergantung pada pariwisata.
“Tak ada satupun orang di Bali yang tidak terhubung dengan sektor pariwisata. Bahkan pertanian pun sama, kita bisa lihat berapa banyak hasil tani yang tak diserap oleh hotel-hotel di Bali, hotel-hotel kosong kan,” jelas Tjokroda.
Tjokroda mengatakan Bali berulang dihantam masalah, dari bencana alam hingga aksi teroris. Namun, kalau dibandingkan Corona, paling parah dampaknya.
“Saya merasa Tragedi Bom Bali, bencana alam Gunung Agung, kalau dibandingkan Corona adalah paling luar biasa. Kalau Gunung Agung kita bisa cluster mana yang terdampak kita larang ke sana, nggak semua tempat dibatasi atau ditutup,” kata Tjokroda.
“Demikian juga Bom Bali yang kena hanya perusahaan besar UMKM bisa jalan, nah sekarang COVID seluruh sektor di Bali ini kena,” lanjutnya.